Minggu, 20 November 2011

Kaili

Assalamu Alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh..


"Beriva Kareba..?"...yang berarti "Apa Kabar..?" merupakan salah satu bentuk sapaan yang di gunakan Suku Kaili... yang di jawab "Na Belo" yang artinya "Baik"...

Suku Kaili adalah salah satu suku di Indonesia yang secara turun-temurun tersebar mendiami sebagian besar dari Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya wilayah Kabupaten Donggala, kabupaten Sigi, dan Kota Palu (Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah).

Tak hanya mendiami pemukiman perkotaan, Etnis Kaili juga sebagian bermukim di Lembah antara Gunung Gawalise, Gunung Nokilalaki, Daerah Kulawi, dan Gunung Raranggonau. Mereka juga bermukim wilayah Pantai Timur dan Pantai Barat ( Daerah Asal Penulis Brader) hehehe.. Promosi..!!

Yang meliputi
  
(Pantai Timur):  
  • Kabupaten Parigi Moutong
  • Kabupaten Tojo Una-Una
  • Kabupaten Poso. 
(Pantai Barat):
  • Kabupaten Donggala

Sejarah

Ada beberapa pendapat yang mengemukakan etimologi dari kata Kaili. Salah satunya menyebutkan bahwa kata yang menjadi nama suku Kaili ini berasal dari nama pohon dan buah Kaili yang umumnya tumbuh di hutan-hutan dikawasan daerah ini, terutama di tepi Sungai Palu dan Teluk Palu. 

Menurut cerita  (tutura), dahulu kala di tepi pantai dekat Kampung Bangga tumbuh sebatang pohon kaili yang tumbuh menjulang tinggi. Pohon ini menjadi arah atau panduan bagi pelaut atau nelayan yang memasuki Teluk Palu untuk menuju pelabuhan pada saat itu.

Bahasa
 
  • Bahasa Kaili Ledo
  • Bahasa Kaili Rai
  • Bahasa Kaili Unde
  • Bahasa Kaili Iva
  • Bahasa Kaili Moma
  • Bahasa Kaili Da'a
  • Bahasa Kaili Ija
  • Bahasa Kaili Tara
  • Bahasa Kaili Ado
  • Bahasa kaili Bare'e
  • dll
Suku Kaili mengenal lebih dari 20 Bahasa yang sampai saat ini masih terjaga dan dipergunakan dalam percakapan sehari-hari. Yang menjadi uniknya, semua jenis bahasa Kaili berarti "Tidak". Lebih menarik lagi, semua bahasa tersebut dapat kita temui dengan jarak  kurang dari 2-5 km saja." Hebat Kan" wahahaha..

Masakan Khas

Seperti halnya etnis lainnya, Etnis Kaili juga memiliki makanan khas yang sangat sayang bila tidak mencobanya.antara lain :
  • Uta Kelo (Sayur Kelor)
  • Kaledo ( Sumsum Tulang Sapi )
  • Palumara (Ikan Santan)
* "Don't Try at Home" kalo bukan Ahlinya... wkwkwkwk Just Kidd... 

Kehidupan Masyarakat

Mata pencaharian utama masyarakat Kaili adalah bercocok tanam disawah,diladang dan menanam kelapa. Disamping itu masyarakat suku Kaili yang tinggal didataran tinggi mereka juga mengambil hasil bumi dihutan seperti rotan,damar dan kemiri, dan beternak. 

Sedang masyarakat suku Kaili yang dipesisir pantai disamping bertani dan berkebun, mereka juga hidup sebagai nelayan dan berdagang antar pulau ke Kalimantan.

Makanan asli suku Kaili pada umumnya adalah nasi, karena sebagian besar tanah dataran dilembah Palu, Parigi sampai ke Poso merupakan daerah persawahan. Kadang pada musim paceklik masyarakat menanam jagung, sehingga sering juga mereka memakan nasi dari beras jagung (campuran beras dan jagung giling).

  • Alat pertanian suku Kaili diantaranya : 
  1. pajeko (bajak)
  2. salaga (sisir)
  3. pomanggi (cangkul)
  4. pandoli(linggis), Taono(parang)
  • Alat penangkap ikan diantaranya: 
  1. Panambe
  2. Meka
  3. Rompo
  4. Jala
  5. Tagau
Pemerintahan 

Lingkup Kerja 
Pemerintahan pada masa dahulu sudah mengenal adanya struktur organisasi pemerintahan di dalam suatu Kerajaan (KAGAUA) dikenal adanya :
  • Magau (Raja)
  • Madika Malolo (Raja Muda)
Didalam penyelenggaraan pemerintahan Magau dibantu oleh Libu Nu Maradika (Dewan Pemerintahan Kerajaan) yang terdiri dari:
  • Madika Matua (Ketua Dewan Kerajaan/Perdana Menteri) bersama PUNGGAWA (Pengawas Pelaksana Adat/ Urusan Dalam Negeri), GALARA (Hakim Adat)
  • Pabicara (Juru Bicara)
  • Tadulako ( Keamanan/ Panglima Perang) 
  • Sabandara (Bendahara dan Urusan Pelabuhan
Lingkup Masyarakat

Disamping Dewan Libu Nu Maradika, juga ada Libu Nto Dea (Dewan Permusyawaratan Rakyat) yang merupakan perwakilan Rakyat berbentuk : 
  • Kota Pitunggota (Dewan yg Mewakili Tujuh Penjuru Wilayah)
  • Kota Patanggota (Dewan yg Mewakili Empat Penjuru Wilayah)
Bentuk Kota Pitunggota atau Kota Patanggota berdasarkan luasnya wilayah kerajaan yang memiliki banyaknya perwakilan Soki (kampung)dari beberapa penjuru. Ketua Kota Pitunggota atau Kota Patanggota disebut Baligau.

Strata sosial masyarakat Kaili dahulu mengenal adanya beberapa tingkatan yaitu 
  • Madika/Maradika (golongan keturunan raja atau bangsawan)
  • Totua Nungata (golongan keturunan tokoh-tokoh masyarakat),
  • To Dea (golongan masyarakat biasa)
  • Batua (golongan hamba/budak).
Pada zaman sebelum penjajahan Belanda, daerah Tanah Kaili mempunyai beberapa raja-raja yang masing2 menguasai daerah kekuasaanya, seperti Banawa, Palu, Tavaili, Parigi, Sigi dan Kulavi. Raja-raja tersebut mempunyai pertalian kekeluargaan serta tali perkawinan antara satu dengan lainnya, dengan maksud untuk mencegah pertempuran antara satu dengan lainnya serta mempererat kekerabatan.

Pada saat Belanda masuk kedaerah Tanah Kaili, Belanda mencoba mengadu domba antara raja yang satu dengan raja lainnya agar mempermudah Belanda menguasai seluruh daerah kerajaan di Tanah kaili. Tetapi sebagian besar daripada raja-raja tersebut melakukan perlawanan terhadap tentara Belanda, mereka bertempur dan tidak bersedia dijajah Belanda. Tetapi dengan kelicikan Belanda setelah mendapat bala bantuan dari Jawa akhirnya beberapa raja berhasil ditaklukan, bahkan ada diantaranya yang ditangkap dan ditawan oleh Belanda kemudian dibuang ke Pulau Jawa.


Alat Perang : 
  • Guma (sejenis parang)
  • Pasatimpo (sejenis keris)
  • Toko (tombak)
  • Kanjai (tombak trisula)
  • Kaliavo (perisai).

Nongoli  Manu Doku ri Oti..
Konika Bungu Ante Bama..
Nemo Mucoba Meguru Doti...
Tantu Mamimo Rai Masalama...
Demikian Sekilas tentang Etnis Kaili

Semoga Bermanfaat...  Tabe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar